Minggu, 29 Maret 2015

TUGAS 2 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2



I. Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah

a. Pengertian, Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan
Karangan ilmiah Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.

Karangan nonilmiah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Macam – macam karangan ilmiah
//Laporan penelitian                : Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
//Skripsi                                   : Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
//Tesis                                      :   Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
//Disertasi                                :   Tulisan ilmiah untuk  mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
//Surat pembaca                       :   Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
//Laporan kasus                       :   Tulisan mengenai  kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.

Sifat karangan
– Manusiawi : Ungkapan pemikiran manusia dengan tulisan yang hanya di miliki oleh manusia tersebut.
– Pribadi         : Di saat proses menulis karangan tersebut hanya bias dilakukan oleh satu orang dan hasil dari penulisan karangan tersebut adalah cerminan kepribadian satu orang.


b. Ciri-ciri Karangan Ilmiah
Ciri-ciri karangan ilmiah yaitu:
1. Sistematis, artinya mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya;
2.  objektif, artinya pembahasan suatu hasil penelitian  sesuai dengan yang diteliti.;
3.  cermat, tepat, dan benar;
4.  tidak persuasif;
5.  tidak argumentatif;
6.  tidak emotif;
7.  netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau pihak tertentu;
8.  tidak melebih-lebihkan sesuatu

c. Ciri-ciri Karangan Non Ilmiah
Ciri-ciri karangan nonilmiah:
1.  ditulis berdasarkan fakta pribadi, 
2.  fakta yang disimpulkan subyektif,
3.  gaya bahasa konotatif dan populer,          
4.  tidak memuat hipotesis,    
5.  penyajian dibarengi dengan sejarah,         
6.  bersifat imajinatif, 
7.  situasi didramatisir, dan    
8.  bersifat persuasif.

d.     Ciri-ciri Karangan Ilmiah Populer
ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkan sebagai berikut :
1.  Bahan berupa fakta yang objektif.
2. Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis, serta tidak memuat hipotesis.
3.  Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
4.  Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.


II. Metode Ilmiah

a. Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur atau urutan langkah yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah. Metode ilmiah juga dapat didefinisikan sebagai cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran

b. Tujuan Penulisan Metode Ilmiah
1.  Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.

2.   Untuk meningkatkan pemahaman penulisan dangan mekanisme yang telah ditentukan.
3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan -pertimbangan logis.
4.  Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan. 
5.   Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. 


c. Sikap Ilmiah
Sikap ingin tahu diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian? Apa saja unsur-unsurnya? Bagaimana kalau diganti dengan komponen yang lain? Dan seterusnya.
•           Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.
•           Sikap terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain.
•           Sikap objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi.
•           Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan menganggapnya sebagai karya yang orisinal milik pengarangnya.
•           Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya.
•           Sikap menjangkau ke depan dibuktikan dengan sikap futuristic, yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya dan bahkan mampu menyusun suatu teori baru.

d.     Langkah-langkah Penulisan Ilmiah
1.     Merumuskan Masalah 
2.     Merumuskan Hipotesis
3.     Mengumpulkan Data
4.     Menguji Hipotesis
5.     Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik
6.     Kesimpulan
7.     Menulis laporan Ilmiah

III. Penalaran dan Penyusunan dalam Sintesis Karangan Ilmiah
a. Pengertian Menulis
Menulis itu dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam sebuah tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yag dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yaitu:
1.     Penulis sebagai penyampai pesan
2.     Pesan atau isi tulisan
3.     Saluran atau media berupa tulisan
4.     Pembaca sebagai penerima pesan

b. Penlaran Induktif dan Deduktif dalam Karya Ilmiah 
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.

c. Pengertian Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”

KEMUDIAN BUATLAH:
1.  Karangan ilmiah dan non ilmiah.
2.  Menentukan metode ilmiah yang tepat dari karangan ilmiah tersebut.
Menganalisis karangan ilmiah tersebut dan menjelaskan aspek penalarannya, kemudian menentukan sintesis sebuah tulisan ilmiah
KARANGAN ILMIAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Saat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang sering disebut Iptek memang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan, yaitu dapat menyederhanakan dan mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan. Namun, tidak hanya dampak positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang iptek ini, tetapi juga dampak-dampak negatif. Misalnya saja, berkat adanya kemajuan iptek manusia tak perlu lagi berjalan kaki untuk menempuh perjalanan yang jauh ataupun dekat. Karena saat ini sudah banyak sepeda motor dan mobil yang mempercepat dan memudahkan kita menuju ke suatu tempat. Namun asap dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas rumah kaca apabila kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, pembakaran hutan  juga menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca meningkat. 

1.2       Tujuan
Tujuan secara umum adalah untuk mengetahui sejauh manakah pemanasan Global ini telah terjadi? dan penyebab pastinya apa? Semua ini masih merupakan tanda Tanya bagi manusia. Karena sampai sekarang manusia belum mendapatkan penyebab pasti dari pemanasan Global ini dan manusia juga mau mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan Global yang akan dialami oleh manusia sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di sekitarnya. Melalui karya ilmiah ini diharapkan agar manusia dapat lebih mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan Global seperti mengadakan kegiatan pembakaran zat-zat yang dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain.
1.3       Rumusan Masalah   
Masalah-masalah yang akan kami bahas dalam karya ilmiah ini meliputi:     
1.Apa itu rumah kaca?           
2.Bagaimana dan apa penyebab rumah kaca?.           
3.Apa yang diakibatkan oleh efek rumah kaca?.       
4.Bagaimana cara-cara menanggulangi efek rumah kaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Efek Rumah Kaca
2.1       Pengertian efek rumah kaca
Secara alamiah cahaya matahari (radiasi gelombang pendek) yang menyentuh permukaan bumi akan berubah menjadi panas dan menghangatkan bumi. Sebagian dari panas ini akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa luar sebagai radiasi infra merah gelombang panjang.
 2.2      Penyebab terjadinya Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan karena naikknya konsentrasi gas Karbondioksida(CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini terjadi akibatkenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organiclainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorsinya.
2.3 Akibat dari Efek Rumah Kaca
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahaniklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan danekosistem lainnya sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbondioksidadi atmosfir.

2.4 Cara-cara Menanggulangi Pemanasan Global
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan reboisasi yang dapat mengantisipasi global warming. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
 BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Efek rumah kaca adalh salah satu dampak dari pemanasan global yang sangat serius dampaknya. Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini

B.     Saran
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekade kah kita memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita bergotong royang untuk menyelematkan bumi yang telah memberikan kita kehidupan yang sempurna ini. Stop global warming.






KARANGAN NON ILMIAH

Ayo Jangan Malas Cuci Tangan

Menjaga kesehatan tubuh bisa dimulai dari hal-hal yang paling sderhana. Mencuci tangan misalnya. Mulai sekarang jadikan cuci tangan sebagai bagian dari gaya hidup Anda.
Tangan adalah organ tubuh yang paling vital untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Dari tangan inilah akan tercipta karya-karya indah. Namun, dari tangan jugalah berbagai penyakit bisa menular.
Tanpa disadari aktivitas sehari-hari membuat tangan selalu bersentuhan dengan benda-benda, mulai pulpen, keyboard computer, gagang pintu dan benda-benda lain. Semenara itu, kita tidak pernah tahu, apakah benda-benda yang kita pegang tersebut bebas kuman dan virus?
Nah, untuk mencegah bakteri atau virus berpindah ke dalam tubuh, ada baiknya lakukan cui tangan, khususnya sebelum dan sesudah makan. Ditengah maraknya berbagai virus baru belakangan ini, cuci angan menjadi salah satu senjata dasar untuk mengatasinya.
Manfaat cuci tangan untuk kesehatan memang sudah diakui. Namun, masih banyak orang yang enggan melakukannya. Padahal, seiring aktivitas yang Anda lakukan, tangan pun akan dipenuhi kuman, bakteri, dan virus yang sudah siap memasuki tubuh Anda.
Tak harus masuk melalui mulut, tapi bisa melalui mata atau hidung. Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui kontak tangan ke tangan, termasuk demam biasa (common cold), flu dan beberapa  kelainan system pencernaan seperti diare.
Cuci tangan juga diwajibkan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, terutama sebelum dan secepatnya setelah memegang daging mentah, ayam atau ikan. Mencuci tangan juga menjadi sangat penting sebelum makan, setelah menyentuh hidung, setelah batuk  atau bersin ke tangan, sebelum atau setelah menangani luka atau sayatan, sebelum atau sesudah menyentuh orang sakit atau terluka.
Dan yang tidak kalah penting adalah setelah menangani sampah. Mencuci tangan dapat mencegah sakit pada anak. Utuk itu, biasakan cuci tangan pada anak sejak dini. Untuk membiasakan anak mencuci tangan, berikan contoh. Cucilah tangan bersama anak.

DAFTAR PUSTAKA

1.    https://elianggra.wordpress.com/2014/11/26/karangan-ilmiah-non-ilmiah-dan-karangan-lmiah-populer/

2.    http://myrifqy.blogspot.com/2013/10/pengertian-macam-sifat-dan-bentuk-dari.html
3.    KARYA ILMIAH". Penerbit Buku Kedokteran/EGC untuk Mahasiswa.

Minggu, 08 Maret 2015

BAHASA INDONESIA 2



BAB 1 PENALARAN
Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang logis dengan berusaha menghubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan. Dimana fakta adalah kenyataan yang dapat diukur dan dikenali.
è Implikasi          : ialah ucapan/pernyataan tentang fakta, tanpa mempertimbangkan pendapat-pendapat tentang fakta tersebut
è Inferensi          : ialah pendapat atau kesimpulan yang merupakan hasil penilaian, pertimbangan, dan keyakinan seseorang tentang fakta.
I. Cara menguji data 
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.     
1. Observasi   
2. Kesaksian   
3. Autoritas

II. Cara menguji fakta           
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.          
1. Konsistensi 
2. Koherensi

III. Cara menguji autoritas   

Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka      
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas      
3. Kemashuran dan prestise  
4. Koherensi dengan kemajuan

BAB 2 PARAGRAF DEDUKTIF
è Silogisme Kategorial  : disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Terdiri dari 3 proposisi:
1. Premis umum         : Premis Mayor (My)
2. Premis Khusus       : Premis Minor (Mn)
3. Premis Simpulan    : Premis Kesimpulan (K).

è Silogisme Hipotesis  : terdiri atas premis mayor yang berproposisi conditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu bila premis minor membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minor menolak anteseden, simpulnya juga menolak konsekuen.

è Silogisme Alternatif : terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatef. Proposisi alternatif yaitu bila premis minor membenarkan salah satu alternarifnya. Simpul akan menolak alternatif yang lain.

è Entimem                    :  silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

BAB 3 PARAGRAF INDUKTIF
è Generalisasi                                        : ialah proses berpikir berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Ada 3 ketentuan generalisasi:
a. Cukup Memadai
b. Cukup Mewakili
c. Kekecualian

è Hipotesis  dan Teori                     : adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta-fakta lain lebih lanjut.

è Analogi                                             : ialah proses berfikir untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan beberapa gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat/cirri-ciri esensial penting yang bersamaan.

è Hubungan Kausal                         : adalah hubungan antara sebab dan akibat (hubungan kausal ) di dalam dunia modern ini, kadang-kadang tidak mudah diketahui. Tetapi itu tidak berarti bahwa apa yang dicatat sebagai suatu akibat tidak mempunyai sebab sama sekali.

è Induksi dalam metode eksposisi      : adalah jenis teks yang berfungsi untuk mengungkapkan gagasan atau mengusulkansesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat.





DAFTAR PUSTAKA      :

1. Minto Rahayu. Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Grasindo. Halaman 35-51.
2. J.S Kamdhi. Terampil Berargumentasi SMU 3. Grasindo.
3. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992-29 halaman.
4. Sri Sutarni, Sukardi. Bahasa Indonesia 2, Kelas XI SMA. Quadra. Halaman 9-12.